
Dalam rangka meningkatkan kinerja perguruan tinggi melalui pelaporan tracer study, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XVI menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pelaporan Tracer Study yang dilaksanakan di Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Selasa 9 Mei 2023. Kegiatan menghadirkan narasumber dari Penjaminan Mutu Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Christiawan Eko Saputro dan melibatkan seluruh unsur Perguruan Tinggi Swasta wilayah Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah.
Melalui penyampaian laporan kegiatan, Koordinator Kemahasiswaan Hariyanto Huntua mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pelaporan tracer study dalam mendukung transformasi di bidang pendidikan tinggi sebagai bahan evaluasi pengembangan kualitas pendidikan dan memberikan gambaran kinerja perguruan tinggi memetakan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) serta mengembangkan kompetensi lulusan mahasiswa atau alumni.
Dalam sambutannya, Kepala LLDIKTI Wilayah XVI Munawir Sadzali Razak menyampaikan Terdapat 8 Indikator Kinerja Utama yang dijadikan sebagai parameter oleh kementerian untuk memotret kinerja perguruan tinggi dengan menggambarkan kualitas lulusan, dosen dan kualitas program studi. Tracer Study menjadi parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas lulusan sesuai dengan Indikator Kinerja Utama Nomor 1.
“Tracer study ini penting bukan hanya kinerja, salah satu yang sangat mengindikasikan pentingnya tracer study ini adalah akreditasi. Kualitas lulusan ini menjadi salah satu parameter yang diukur secara berkala melalui akreditas. Jangan menyepelekan tracer study ini, karena kita betul-betul akan melihat tingkat keberkerjaan dari alumni kita. Kami mengadakan bimtek ini agar tracer study bisa dikelola dengan baik.” Ungkap Munawir.
Munawir juga menambahkan kegiatan bimtek ini dilaksanakan untuk membantu perguruan tinggi swasta memperbaiki kualitas pelaporan tracer study kepada kementerian.
“Tidak lama lagi kinerja perguruan tinggi bisa dilihat oleh publik melalui website kementerian yaitu Pindaidikti. Melalui laman ini data lengkap dan pergerakan perguruan tinggi bisa dilihat. Setelah kegiatan ini, saya harap tidak ada lagi alasan bagi perguruan tinggi untuk tidak serius mengelola tracer study” Tegas Munawir.
Sementara itu, staf Penjaminan Mutu Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Christiawan Eko Saputro menyampaikan kuesioner yang akan diisi oleh mahasiswa terdiri dari 20 pertanyaan, 12 pertanyaan wajib dan 8 pertanyaan opsional. Kuesioner atau Instrument yang dibagikan oleh perguruan tinggi sudah terstandar dari Dikti. Tugas admin tracer study yang ada di Perguruan Tinggi adalah memvalidasi data alumni.
“Model yang dipakai oleh perguruan tinggi itu tergantung kreatifitas sendiri, apakah perlu menyiapkan sistem sendiri atau bisa memanfaatkan fitur google form yang gratis. Data yang dimasukan oleh alumni perlu divalidasi oleh perguruan tinggi dengan merubah atau menyesuaikan dengan instrument di Dikti.” Jelas Christiawan. (Humas)
Christiawan juga menyampaikan tahun ini akan diberlakukan IKU untuk seluruh perguruan tinggi swasta. Indikator Kinerja Utama yang digunakan adalah IKU revisi dan terbaru. Hal ini dilakukan karena IKU menjadi salah satu indikator penyaringan dana bantuan untuk Pts atau dibawah LLDIKTI. “Rencananya tahun ini akan ada uji coba terkait dengan IKU untuk seluruh Pts. Jadi akan ada IKU satu sampai delapan untuk pts, karena apabila ada bantuan-bantuan yang akan di berikan oleh Dikti, IKU ini sebagai salah satu indikator untuk penyaringan dana” Jelas Christiawan.