LLDIKTI XVI menggelar Workshop Neo Feeder & Evaluasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang berlangsung dari hari Rabu-Kamis, 23-24 Agustus 2023, bertempat di Aula Kampus STIE Eben Haezar Manado.
Workshop ini menghadirkan Mochammad Erda Habiby, selaku Pengelola Jaringan Informasi Sesditjen yang menjadi pengembang utama dari Aplikasi Neo Feeder, didampingi Azmi Fakhri yang bertanggung jawab terkait integrasi data.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk peningkatan kompetensi operator terhadap aplikasi Neo Feeder sekaligus penyamaan persepsi terkait Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Kepala LLDIKTI Wilayah XVI, Munawir Sadzali Razak, dalam sambutannya menuturkan bahwa operator PDDIKTI di perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dan vital. Hal ini disebabkan oleh dari 8 indikator kinerja utama perguruan tinggi, 5 di antaranya bersumber dari data yang dilaporkan di PDDIKTI.
“Bila pelaporan PDDIKTI tidak disiplin, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kinerja perguruan tinggi di hadapan kementerian. Percuma bila kampus terlihat baik secara fisik, akan tetapi pelaporan PDDIKTI ternyata masih belum optimal. Ini tentu sangat disayangkan,” ucap Munawir dalam sambutannya.
Munawir menegaskan bahwa data-data yang dilaporkan Perguruan Tinggi ke PDDIKTI harus aktual dan valid. Sebab banyak program kementerian untuk perguruan tinggi mengandalkan data dari PDDIKTI sebagai acuan. “Menjaga kualitas pelaporan PDDIKTI merupakan suatu keharusan, sebab ini merupakan salah satu langkah yang strategis untuk menunjang kinerja Perguruan Tinggi,” pungkasnya.
Sebagai salah satu sarana utama perguruan tinggi dalam melakukan pelaporan PDDIKTI, Neo Feeder kerap membuat operator perguruan tinggi kewalahan oleh permasalahan (bug) yang muncul tiap aplikasi ini mendapat pembaruan baru. Olehnya, Kedatangan tim pengembang utama dari Neo Feeder ini bisa menjadi sarana konsultasi langsung dengan pihak pengembang terkait permasalahan yang umum dialami oleh operator saat melakukan pelaporan.
Kegiatan ini diikuti oleh 68 PTS yang ada di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo, sementara 13 PTS lainnya mengikuti secara daring via zoom. (Sidik/Humas)