Kelembagaan Diktiristek Evaluasi Lapangan Prodi Kedokteran UMGO

Fatra Dano
Kelembagaan Diktiristek Evaluasi Lapangan Prodi Kedokteran UMGO

Direktorat Kelembagaan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek melakukan Evaluasi Lapangan dalam rangka usulan pembukaan program studi Kedokteran program sarjana dan program studi pendidikan profesi dokter program profesi fakultas kedokteran dan kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Senin 11/09/2023.

Evaluasi lapangan dihadiri langsung oleh Direktur Kelembagaan Ditjen Diktiristek Lukman, Direktur Penyedia tenaga Kesehatan Oos Fatimah, Konsil Kedokteran Indonesia Mariatul Fadilah, LAM PTKes Insan Sosiawan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia Nasrudin Andi Mappaware, Ikatan Dokter Indonesia Amir Syarifruddin, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia Ina Rosalina, Evaluator Liliana Sugiharto serta tim Pokja Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Ditjen Diktiristek.

Sementara dari unsur Pemerintah Kabupaten Gorontalo dihadiri langsung Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Direktur RS Ainun Habibie, RS Dunda, RS Bayangkari, dan unsur terkait lainnya.

Kepala LLDIKTI Wilayah XVI Munawir Sadzali Razak yang turut hadir langsung pada kegiatan tersebut menyampaikan Sementara itu, Kepala LLDIKTI XVI Wilayah Gorontalo Munawir Sadzali Razak menjelaskan, pencabutan moratorium pembukaan prodi kedokteran di sebagian besar wilayah di Indonesia telah diusulkan oleh Menteri Kesehatan RI, yang juga telah disetujui dengan terbitnya Surat Keputusan Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek RI Nomor 139/E/KPT/2022 tentang persayaratan dan prosedur pembukaan program Studi Kedokteran program sarjana dan program studi Pendidikan profesi dokter, program studi kedokteran gigi program sarjana dan program studi Pendidikan profesi dokter gigi, serta pembentukan fakultas kedokteran dan fakultas kedokteran gigi.

“Saat ini pemenuhan tenaga kesehatan masih diisi oleh lulusan dari perguruan tinggi luar Gorontalo, mengingat Provinsi Gorontalo baru memiliki satu fakultas kedokteran yang juga baru berdiri di tahun 2019 yaitu UNG. Sehingga diharapkan jika prodi ini mendapatkan izin, maka dapat memenuhi pengisian kuota tenaga Kesehatan secara mandiri,” jelas Munawir.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan Lukman menyampaikan mengatakan membuka Fakultas Kedokteran bukanlah hal yang mudah namun UMGO salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang paling berani.

“Dengan kekuatan doa bersama Insha Allah bisa lancar pembukaan prodi kedokteran, membuka kedokteran tidaklah mudah,mulai dari SDM harus disediakan, penyediaan fasilitas yang tidak murah, merancang kurikulum dan masih banyak lagi  butuh banyak pengorbanan. Saya mengapresiasi semangat dan komitmen UMGO dalam mendirikan Fakultas Kedokteran, maka jadikan ini investasi di dunia pendidikan untuk mecari keberkahan,” kata Lukman dalam sambutannya.

Lukman menambahkan, diharapkan UMGO khususnya dengan kehadiran prodi kedokteran akan menjadi perguruan tinggi yang unggul,  dapat mendongkrak ekonomi daerah dan provinsi, peningkatan SDM di Gorontalo khususnya pemenuhan jumlah dokter dan membawah berkah untuk masyarakat sekitar.

Sebagai tuan rumah, Rektor UMGO, Profesor Kadim Masaong menyambut baik kunjungan tersebut dengan penuh antusiasme. “Kunjungan Tim evaluator ini menjadi langkah penting dalam mengukur kesiapan UMGO dalam membuka Program Studi Kedokteran. Kami telah melakukan persiapan yang matang, termasuk pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu kedokteran,” ungkap Rektor UMGO.

Dalam pengantarnya ia juga mengatakan, Muhammadiyah sejak berdiri konsen pada pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial, Muhammadiyah berkeyakinan ketiga unsur ini yang bisa mengurangi kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan dalam bingkai keadilan dan kesejahteraan sosial sebagai tujuan utama kemerdekaan, selain itu jumlah PTMA Muhammadiyah sebanyak 176 buah dan baru memiliki 12 Fakultas Kedokteran .

“Muhammadiyah mempunyai 119 Rumah sakit dan ratusan klinik, sehingga keberadaan Program Studi Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Gorontalo sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dokter dan layanan kesehatan terutama di Kawasan Timur Indonesia,” kata Prof. Kadim. (Humas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *